Trenggalek , jurnalpos id – Dalam rangka pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD Tahun 2026, Komisi IV DPRD Kabupaten Trenggalek menggelar rapat bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mitra kerja, salah satunya Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek.
Ketua Komisi IV, Sukarudin, menegaskan pentingnya penanaman nilai-nilai patriotisme kepada peserta didik sejak dini. Salah satu langkah yang didorong oleh Komisi IV adalah kewajiban pemutaran lagu kebangsaan di setiap sekolah sebelum kegiatan belajar dimulai.
“Untuk menanamkan semangat cinta tanah air sejak dini, kami mendorong agar setiap sekolah wajib memutar lagu kebangsaan sebelum kegiatan belajar dimulai,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak hanya itu, Sukarudin juga mengusulkan agar setiap SMP negeri maupun swasta memiliki grup paduan suara yang secara aktif melatih dan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan. Hal ini dinilai sebagai bagian dari pembentukan karakter dan penguatan rasa nasionalisme siswa.
“Di setiap sekolah, terutama di SMP negeri maupun swasta, ini mesti punya grup paduan suara untuk lagu-lagu kebangsaan,” tambahnya.
Dalam pembahasan KUA-PPAS tersebut, Komisi IV juga menyoroti pentingnya peningkatan kesejahteraan pendidik PAUD dan TK. Saat ini, insentif yang diterima tenaga pendidik PAUD berkisar Rp500.000 per bulan. Komisi IV mendorong agar insentif tersebut dinaikkan menjadi minimal Rp600.000 per bulan.
“PAUD merupakan pondasi awal mencetak generasi unggul. Maka sudah seharusnya kesejahteraan pendidiknya diperhatikan,” tegas Sukarudin.
Komisi IV juga membahas rencana penegerian empat TK milik yayasan. Namun, proses ini menghadapi kendala, terutama terkait status tenaga pendidik yang berstatus Guru Tetap Yayasan (GTY). Komisi IV berkomitmen mencari solusi agar GTY tidak kehilangan peran jika sekolah dinegerikan.
“Kalau sekolahnya dinegerikan, otomatis mengikuti aturan tenaga pendidik negeri. Maka nasib GTY ini perlu kita pikirkan bersama agar tidak ada yang dirugikan,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sukarudin mengungkapkan keprihatinannya terhadap minimnya guru mata pelajaran Bahasa Jawa di sekolah-sekolah.
Untuk itu, Komisi IV mendorong dilaksanakannya workshop khusus bagi guru-guru yang akan mengampu mata pelajaran tersebut sebagai bagian dari pelestarian budaya lokal.
“Kita minta untuk mengadakan workshop para guru kita untuk megang mapel bahasa jawa. Karena ketika kita tanya apakah masing masing lembaga pendidikan punya guru bahasa jawa ternyata jawabnya tidak,”.tuturnya.
Sebagai penutup, Sukarudin menekankan pentingnya perhatian terhadap lembaga pendidikan anak usia dini, terutama TK, yang masih terbatas jumlahnya di Trenggalek.
“Jangan lupa, kalau bibit unggul jarang diserang hama. Artinya, jika kita siapkan pendidikan sejak usia dini dengan baik, maka kita sedang mempersiapkan generasi emas Trenggalek di masa depan,” pungkasnya.(*).